Hallo sahabat Cymed…!
Kali ini kita bakal bahas fotografi nih, sebelum kita bahas lebih dalam, kita bahas dasarnya dulu, dalam fotografi ada yang namanya Segitiga Exposure, apa itu?
Jadi secara sederhana Segitiga Exposure adalah sebuah jalan atau cara untuk mendapatkan exposure yang seimbang.
Nah, untuk mendapatkan exposure yang seimbang ada 3 faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu : Shutter Speed, Aperture, dan ISO. Itulah kenapa disebut “Segitiga”. mari kita bahas satu persatu.
1. ISO
Dalam fotografi digital, ISO adalah sebuah ukuran atau pengukur sensitivitas sensor kamera pada cahaya. Prinsipnya adalah semakin kecil angka ISO nya maka semakin kecil pula sensitivitas sensor kamera ke cahaya, namun makin sedikit pula grain atau bintik pada hasil gambar, dan semakin besar angka ISO nya maka semakin tinggi pula sensitivitas sensor kamera ke cahaya dengan konsekuensi semakin banyak pula grain atau bintik pada hasil gambar. Pada kamera keluaran baru biasanya sudah menggunakan teknologi yang meminimalisir grain/noise/bintik pada penggunaan ISO tinggi atau biasanya disebut dengan teknologi Noise Reduction.

sumber : https://icdn6.digitaltrends.com/image/digitaltrends/iso-example-image-650×433.jpg
2. Shutter Speed
Shutter speed adalah seberapa lama sebuah shutter dari kamera itu terbuka dan mendapatkan cahaya yang selanjutnya diterima oleh sensor kamera. Hal ini sangat penting karena nantinya akan menentukan bagaimana hasil dari foto yang akan diambil. Ketika kita menggunakan angka shutter speed yang tinggi (contoh 1/250 detik) maka gambar dan objek yang kita akan freeze dan tidak blur, namun dengan konsekuensi ketika kita menggunakan speed yang tinggi maka intensitas cahaya yang masuk ke sensor juga akan lebih sedikit dan membuat foto underexpose, ketika kita menggunakan speed yang rendah (contoh 1/10 detik) maka objek dari foto kita akan cenderung blur namun keuntungannya menggunakan speed rendah adalah akan ada banyak rentang waktu untuk cahaya masuk ke sensor.

sumber : https://camerasia.com/wp-content/uploads/2018/02/iLLUSTRASI-2.jpg
3. Aperture
Aperture dapat didefinisikan sebagai bukaan pada lensa yang melaluinya cahaya masuk ke kamera. Analogi yang mudah dipahami seperti cara kerja mata kita. Saat kita berada di lingkungan yang terang atau gelap, iris mata kita mengembang atau mengecil, begitu juga di kamera. Orang indonesia biasa menyebut aperture dengan “bukaan”. Bukaan besar (contoh f/1.8) akan membiarkan banyak cahaya masuk, menghasilkan foto yang lebih cerah. Bukaan kecil pun (contoh f/5.6) sebaliknya, membuat foto lebih gelap. Efek penting lainnya dari bukaan adalah Depth of Field. DoF (Depth of Field) adalah rentang foto kalian yang tampak tajam atau fokus dari depan ke belakang. Beberapa gambar memiliki Depth of Field “tipis” atau “dangkal”, di mana latar belakang sama sekali tidak fokus yang disebabkan karena aperture dengan bukaan besar dan orang sering menyebutnya sebagai “Bokeh”, Gambar lain memiliki Depth of Field “besar” atau “dalam”, di mana latar depan dan belakangnya tajam karena aperture dengan bukaan kecil.
Dengan bukaan besar dan orang sering menyebutnya sebagai “Bokeh”, Gambar lain memiliki Depth of Field “besar” atau “dalam”, di mana latar depan dan belakangnya tajam karena aperture dengan bukaan kecil.

sumber : https://photographycourse-net.exactdn.com/wp-content/uploads/2008/04/What-is-Aperture.jpg?strip=all&lossy=1&quality=70&ssl=1

sumber : https://www.disognophoto.com/wp-content/uploads/2011/09/DOF-Example.jpg
Nah, itu tadi 3 faktor utama dalam segitiga exposure, mungkin ada yang nanya “min, kok semua faktor itu berpengaruh ke gelap terangnya gambar sih?” nah itu poin nya guys, jadi di 3 faktor itu gimana kita menyesuaikan agar gambar yang kita hasilkan nanti gelap terangnya seimbang, tidak overexpose atau underexpose.

Supaya memudahkan, ini mimin kasih cheatsheet untuk kalian hehe..

sumber : https://live.staticflickr.com/8739/16627409464_bf7241bbb6_b.jpg
Itu tadi seputar segitiga exposure ya guys, terima kasih sudah baca sampai sini, see you on the next part !!!